Senin, 01 Agustus 2011

Kenapa Harga Beras Naik?

es Output

TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso membenarkan adanya dugaan kenaikan harga beras di sejumlah daerah karena ulah penumpukan dan spekulan beras.
"Bulog bukan satu-satunya penentu penyaluran beras, Bulog hanya berperan 10-20 persen dalam penyaluran beras, selebihnya 80-90 persen dikuasai oleh masyarakat, tentu pedagang di dalamnya," kata Sutarto Alimoeso, Senin, 1 Agustus 2011.
Sutarto mengatakan Bulog telah berupaya untuk menyerap beras pada musim panen lalu. Namun langkah tersebut terhadang oleh banyaknya pemain atau pedagang beras yang juga melakukan langkah serupa. "Bahkan mereka berkerjasama dengan pengijon, membeli padi petani sebelum panen agar tidak menjualanya ke tempat lain termasuk Bulog," katanya.
Menurut Sutarto penumpukan beras itu dilakukan oleh sejumlah pedagang karena sejumlah faktor. "Pertama mereka sudah memiliki langganan, bahkan hingga ke luar Jawa," katanya.
Alasan kedua, lanjutnya, karena dipicu oleh isu perubahan iklim yang akan menyebabkan produksi padi dalam negeri menurun. "Sehingga mereka menyetok beras dalam jumlah berlebih, dengan harapan bisa menjualnya dengan harga tinggi saat beras langka," ujarnya.
Untuk itu pemerintah melalui Bulog melakukan sejumlah langkah pencegahan. Pertama dengan operasi pasar yang akan dilakukan secara terus menerus. "Agar harga beras tidak tinggi, jika harga beras rendah terus tentu para pedagang atau spekulan akan berfikir dua kali untuk menumpuk beras," katanya.
Untuk mengimbangi operasi pasar dan sekaligus memperkuat stok beras, Bulog akan melakukan impor beras. "Sudah ada kesepakatan dengan Vietnam," katanya. Impor beras itu, lanjutnya diharapkan bisa memenuhi stok paling ideal Bulog yaitu di atas 2 juta ton. "Saat ini sudah mencapai 1,5 juta ton, itu sudah aman, tapi akan lebih aman lagi kalau bisa lebih dari 2 juta ton," imbuhnya.
Sutarto memastikan impor beras itu tidak akan mempengaruhi harga beli beras Bulog ke petani. "Karena impor hanya untuk memperkuat stok saja," katanya.
Sebelumnya Menteri Pertanian Suswono mencurigai adanya aksi para pedagang dibalik kenaikan harga beras dalam beberapa pekan terakhir. Kecurigaan itu menguat karena harga beras di sejumlah daerah merangkak naik sekitar Rp 500 per kilogram, padahal saat ini stok beras nasional mencukupi atau mencapai 1,4 juta ton.

/juandry.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar