MANCING TEKNIK CASTING
Selain mancing di laut, salah satu teknik mancing yang bisa diaplikasi di Jogjakarta adalah mancing di sungai atau muara atau kolam namun dengan teknik yang lain yakni dengan teknik casting, yakni mancing dengan teknik melemparkan umpan tiruan (umpan palsu) atau dalam bahasa inggris sering disebut " artificial lure", setelah dilempar kemudian ditarik agar umpan bergerak dan menimbulkan gaya tersendiri (action) yang menarik perhatian ikan untuk menyambarnya.
teknik casting ini bisa diaplikasikan di sungai, kolam atau muara sungai, yang kami tulis disini adalah kategori light casting, atau bisa disebut juga casting dengan piranti ukuran kecil, baik joran, reel maupun lure nya termasuk ukuran kecil.
Berikut kami berikan gambaran sederhana tentang persiapan memancing dengan teknik mancing casting ini, tentunya sudah banyak tulisan yang membahas baik di situs-situs lain, atau di forum-forum permancingan yang lebih jelas dan rinci penjelasannya, disini kami hanya memberikan gambaran yang sederhana saja.
Hal-hal yang perlu disiapkan untuk memulai mancing teknik casting antara lain :
JORAN/ROD
joran yang biasa dipakai untuk mancing casting di sungai-sungai, atau kolam di Jogja biasanya menggunakan joran yang panjangnya 180-210 cm, biasa berukuran 10-15 lbs, untuk di muara bisa menggunakan yang panjangnya lebih dari itu.
Reel :
Bisa menggunakan reel spinning atau baitcasting, Reel yang dipakai bisasanya menggunakan ukuran 1000-2000, dengan ukuran ini selain tidak memerlukan senar/benang yang begitu panjang, dengan reel ukuran tersebut piranti akan terasa ringan dan seimbang dengan jorannya.
Senar/Benang
Senar atau benang yang digunakan paling enak ukuran 0.25 untuk monofilament dan untuk benang braided atau PE bisa menggunakan ukuran 20 lbs, para castinger mahir sering menyebut juga dengan benang PE 1, PE 1,5 atau PE 2 dengan kekuatannya masing-masing. pemilihan ini tergantung kemampuan pemancing, tidak ada batasan ideal, monggo terserah, tapi kalau memang ada dana lebih bisa menggunakan benang PE yang tentunya berukuran lebih kecil tapi kekuatannya lebih besar dibanding menggunakan senar, pada saat melempar umpan juga lebih "smooth".
Leader :
dalam mancing teknik casting terlebih yang menggunakan benang PE , Diperlukan pula leader yang dipasang diujung benang PE untuk diikatkan di umpan palsu. Fungsi leader ini sebagai pengarah PE saat casting, sebagai shock saat anda strike karena benang PE tidak mempunyai sifat elastis maka dipasang leader yang mempunyai fungsi elastis, dan apabila hasil pancingan akan diangkat, pada leaderlah kita pegang untuk mengangkatnya.
Umpan
Dalam mancing teknik casting ini umpan yang dipakai adalah umpan palsu (lure), umpan palsu ini adalah umpan yang dibuat mirip dengan bentuk ikan dan bentuk hewan lain yang biasa dimakan ikan, dengan warna yang bermacam-macam. Jenis umpan palsu ini juga bermacam-macam, ada yang menyebut minow, mini popper, spoon, stickbait, pencil bait, crankbait, frogi dll, sesuai bentuk masing-masing. Umpan palsu ini ada yang diperuntukkan di permukaan (top water lure) atau ada yang di kedalaman air (sinking), untuk umpan di permukaan contohnya mini popper, stickbait, dan pencil bait serta frogi yakni umpan tiruan mirip katak. ukuran yang biasa dipergunakan mulai dari 3 cm s.d 7 cm
Target Ikan
Sebenarnya banyak sekali ikan yang bisa dipancing dengan teknik casting ini, yakni ikan-ikan yang termasuk predator, pemakan sesama ikan, kalau di kolam target paling menyenangkan adalah ikan bawal, kalau di sungai target favorit adalah ikan hampala / palung (jawa), kalau dari muara/dermaga target favorit adalah barakuda, cendro, GT ukuran kecil dll.
Setelah semuanya siap, tinggal kita cari kolam atau sungai untuk mencoba aplikasi teknik casting ini, monggo silakan untuk lebih menyenangkannya bisa mencoba casting di kolam-kolam dulu terutama yang berisi bawal, ikan bawal ini sangat ganas menggasak umpan palsu yang kita gunakan. Kalau pingin mencoba target hampala (palung) bisa mencari di sungai-sungai besar tapi tentunya kadar strike jauh lebih kecil dan lebih sulit dapat ikan. atau mungkin juga di waduk-waduk.
Selamat mencoba..
Kerapu cantik seberat 2 kg hasil casting Mas Wahyu Casper di pantai Wediombo Gunungkidul DIY,
perhatikan umpan palsu jenis minnow di mulut ikan
Iwan dengan bawal hasil casting di kolam
Wisnu dengan bawal hasil casting di kolam
Mas Somel dengan bawal hasil casting di kolam.
TEHNIK DASAR CASTING
Tambahan yang lebih lengkap dari kawan saya :
Opay Saifullah Cilegon
Pertama dari semuanya, kita akan berkenalan terlebih dahulu dengan yang namanya CASTING. Minturut kamus Bahasa Inggris-Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, arti casting yang diambil dari kata CAST adalah kasta (masyarakat), jelas saja bukan itu yang dimaksud..hehe.. Kalau dari
www.artikata.com, yang dimaksud dari casting adalah "the act of throwing a fishing line out over the water by means of a rod and reel", yang kurang lebih artinya "aksi melempar senar pancing keluar menuju ke air dengan menggunakan alat Rod (joran) dan reel”.
Nah, dari sini saja kita bisa tarik kesimpulan bahwa inti dari casting adalah lempar 'something', yang sering kita sebut 'lure' atau umpan buatan. Bisa mini popper, minnow dll. (Nanti akan ada pembahasan tersendiri). Dan ingat, yang terpenting adalah menggunakan Rod dan Reel. Kalau tidak manggunakan Rod dan Reel (juga ada pembahasan lebih lanjut) , berarti belum bisa dinamakan casting..hehehehe.. Dan juga, Casting termasuk dalam sportfishing, dikarenakan kita dituntut untuk terus menerus melempar dan menggulung benang sampai ikan berhasil 'nyangkut' di lure kita. Itulah yang membedakan casting dengan teknik tradisional (dasaran ) walaupun awalnya sama2 cast (lempar).
Oke, sekarang kita lanjut menuju ke Pembahasan mengenai tackle / peralatan yang akan digunakan,
1. Rod ( Joran )
Rod adalah benda panjang yang menyerupai galah, kegunannya tentu saja bukan untuk mengambil mangga ( walaupun teman saya ada yang pernah nyobain dan berhasil), tetapi berperan sebagai perpanjangan lengan kita dalam hal melempar lure, memainkan lure serta 'menghajar' ikan. Nah, joran apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting?
a) Bahan Carbon, sebenarnya hal ini tidak mutlak. Tapi dikarenakan kita dituntut untuk terus melempar, maka pilihan joran berbahan carbon yang notabene jauh lebih ringan daripada bahan lainnya terutama fiber, sangatlah membantu castinger agar tidak mudah kecapaian, sehingga intensitas lempar lure semakin banyak dan otomatis semakin tinggi pula kesempatan untuk strike. Terapkan semboyan Rajin Pangkal Strike..!!
b) Panjang joran, (lagi-lagi) menurut penuturan beberapa koresponden, panjang paling nyaman untuk casting berkisar di 6 feet sampai 7 feet. Hal ini berpengaruh pada jarak lemparan dan juga kondisi spot mancingnya. Semakin panjang joran, maka semakin jauh jarak lontaran dan sebaliknya. Tetapi apabila kondisi spot yg sempit dan banyak pohon, maka pilihan panjang joran yg lebih pendek adalah sesuatu yang cukup krusial.
c) Kelas lbs joran, gunakan joran yang memiliki kelas 6-12 lbs, 8-17 lbs dan 10-20 lbs ( tergantung dari senar/line yang kita pakai )
d) Action joran, ada beberapa jenis action dr joran (CMIIW), yaitu slow, medium, medium-hard dan hard. Dalam hal ini yaitu casting, sangat tergantung dr 'kenikmatan' pemakainya dan tentu saja lure yang akan kita gunakan. (Biasanya) joran yang digunakan untuk casting adalah action medium-hard dan hard.
e) Merk dan Harga, banyak orang mengatakan "Ada uang Ada rupa". Semakin mahal, maka semakin bagus pula kualitas joran tsb. Tapi tentu saja tidak harus mahal untuk memulai casting, karena perlu diingat bahwa kepuasan menghajar ikan menggunakan tackle murah (tp tidak murahan) lebih terasa puas daripada menggunakan tackle mahal ( ini tentang kepuasan bukan kenikmatan lho..hehe) Berikut adalah beberapa merk joran yang sering didengar, Shimano, Daiwa, Eupro, Pioneer, Kamikaze, Maguro, Okuma, Seahawk dll. Joran berkisaran 200 ribu sampai 1 jutaan bisa dibeli untuk memulai kehidupan baru..
2. Reel ( Penggulung Senar )
Reel adalah suatu benda yang menyerupai.......... Apaan ya? sumpah, nge-blank..!! Lanjuuuuuttt Gunanya untuk menggulung senar, tempat penampungan senar (TPS), dan lain sebagainya. Ya kalo dipaksa diibaratkan, perannya mirip dengan telapak tangan serta jari waktu kita hand line lah (memancing dengan gulungan biasa, tanpa rod dan reel ). Nah, reel apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting? Nah lho, apaan ya?? haha, saya kurang referensi nih kalo soal reel. Yang saya tau hanya dimensi dari reel tsb. Karena yang kita bicarakan adalah lightcasting, maka reel dengan ukuran 1000-4000 (Shimano size) adalah ukuran yang pas untuk ber-casting ria. Merk reel yang umum digunakan adalah Shimano, Daiwa, Ryobi, Maguro, Okuma, Kamikaze, Pioneer, Seahawk dll. Dan juga perhatikan gear ratio nya, pilihlah minimal yang mempunyai gear ratio sebesar 4,9 : 1 Selebihnya mohon ditambah ya para senior..hehe..
3) Line
Line adalah benda yang menyerupai mie dengan berbagai warna..hehe.. Kalo diibaratkan, line adalah kabel penghubung yang menghantarkan energi-energi positif yang akan membuat anda menggelinjang tak karuan . Kalo banyak orang bilang joran yg terpenting, tapi menurut saya ya line-lah yg terpenting. Bayangin aja kalo mancing gak pake line.. hehehe.. Lanjuuuutttt.. Line / Senar / Kenur ada 2 jenis yang sering dijumpai, yaitu PE Line (Mulitifilament line yah?? CMIIW) dan Monofilament Line. Dalam casting, PE ‘hampir’ mutlak untuk digunakan. Walaupun tidak semutlak popping (casting kelas berat) dan Jigging, karena teman saya yang casting menggunakan Monofilament tetap aja lebih banyak strikenya dibanding saya (hoki dan timing yang pas berperan besar..kekekekekek). Yang jelas keuntungan dari PE adalah kemampuan lontarannya yang lebih jauh, daya tampung ke reel yang semakin banyak (karena diameternya kecil jika dibanding dgn Mono yang berukuran lbs sama), dan tentu saja daya lenturnya yg kurang sehingga ikan akan lebih mudah hook up (kecantol,red). Oh ya, hampir kelupaan, satuan line biasanya menggunakan lbs / pounds. Kalo di PE line, biasanya menggunakan satuan angka, yaitu PE 1, PE 2 dst. Semakin besar angka maka semakin besar pula kekuatan lbs line tsb. Pembahasan untuk terbuat dari apa saja bahan dari kedua line tsb mungkin akan dibahas oleh senior2 di page2 berikutnya. ^^
4. Leader (Perambut)
Untuk yang satu ini gak usah pake ibarat2an yah.. hehehehe.. Leader, minturut kamus, artinya pemimpin. Nah, dari situ saja sudah bisa dikira2 kan? Bahwa leader adalah ‘pemimpin’ paling atas dari main line (kenur utama) yang kita gunakan. Karena dia adalah pemimpin (leader), maka otomatis dia harus memiliki kekuatan yang lebih besar dari sang prajurit ( main line ). Apabila main line berkekuatan 20 lbs maka leader harus lebih kuat lagi, minimal 1,5 kali dari kekuatan main line. Hal ini dimaksudkan untuk meredam kejut apabila strike terjadi, sehingga prajurit tidak syok (putus). Kegunaan lainnya adalah untuk menyamarkan keberadaan mainline, dalam hal ini adalah PE. Karena sifat PE yang sangat terlihat, maka kegunaan leader terutama yang berjenis fluorocarbon akan sangat membantu rate strike. Jadi, kesimpulannya jika anda menggunakan PE sebagai mainline, maka kehadiran leader, terutama fluorocarbon, adalah wajib adanya. Nah, soal menyambung antara leader dengan mainline, usahakan jgn menggunakan kili-kil (swivel). Usahakan menggunakan ikatan langsung. Untuk kelas ringan, saya anjurkan menggunakan Albright Knot. Simpe, tapi sudah cukup kuat untuk bertarung dengan ikan2 medium. CMIIW
5. Lures ( Umpan2 Buatan )
Nah, kalo yang ini, saya ibaratkan sebagai peluru. Seandainya kita adalah tentara yang sedang berperang di medan tempur. Senjata canggih neh ceritanya, AK 47, M 16 dll lah, begitu udah siap perang, musuh dah di depan, eh, peluru ketinggalan di rumah.. No Comment dah.. (berdasarkan pengalaman pribadi..wkwkwkwkwkwkwkwk) Jadi, kesimpulannya lure adalah umpan buatan yang kita lontarkan menuju ke peraduan ikan target kita. Digerakkan sedemikian rupa dengan berbagai cara retrieve (menggulung) serta berbagai cara menggerakkan joran (twitch dan lain sebagainya). Akan kita bahas di pertemuan selanjutnya. Bahan lure tsb bisa dr kayu, plastic, besi, karet dsb. Berikut adalah jenis2 lure yang umum diketahui (kalo yang aneh2 bisa Tanya ke senior2 di sini..hehehe), Lure Minnow Seperti yang terlihat pada gambar, Lure minnow adalah sejenis ikan kecil yang bergerak secara alami seperti ikan. Kebanyakan lure jenis minnow merupakan tiruan bentuk dan warna ikan yang hampir sama persis. Lure ini digunakan pada fresh water dan salt water, biasanya effektif pada saat ikan sedang lapar dan rakus. Lure jenis ini tersedia dalam berbagai jenis kedalaman, shallow type untuk target ikan yang relatif tidak dalam (dekat dengan permukaan), deep type untuk target ikan yang bermain di kedalaman, floating type merupakan lure yang bermain dipermukaan dan sinking type merupakan lure yang cepat sekali tengelam untuk target ikan didekat dasar.
Lure Top Water Lure
jenis ini menggoda/menarik ikan di permukaan. Lure ini beraksi seperti ikan kecil yang panik dan lari menjauh. Lure ini sangat effektif untuk memancing ikan yang bermain disekitar permukaan. Yang termasuk lure jenis ini antara lain jenis pencil dan Lure popper yang menciptakan cipratan dipermukaan dan menimbulkan bunyi yang menggoda ikan.
Lure Vibration Lure
Vibration ini menghasilkan gerakan bergetar yang tinggi dengan bergoyang-goyang untuk menarik ikan bahkan dalam perairan dingin atau dengan jarak pandang yang rendah. Nb. Gambar menyusul.. (kapan-kapan ya..hehehehehe)
Nah, ini adalah saat yang tepat untuk kita berbicara tentang BALANCE TACKLE. Yuuuuukkk mariiiii.. BALANCE TACKLE adalah kondisi dimana tackle/peralatan kita dalam kondisi yang pas settingan-nya. Maksudnya, antara rod, reel, dan line (bahkan berat lure) dalam kondisi yang tidak ‘berlebihan’ satu sama laen. Bingung? Ane juga bingung neh..kekekekekekek.. Lanjuuuutttt Kita misalkan begini, saya mempunyai joran kelas 20 lbs, maka saya akan membeli line dengan kekuatan maksimal 20 lbs juga. Kenapa begitu? Karena saya berasumsi ketika saya fight dengan ikan yang beratnya jauh melebihi kekuatan maksimal joran, maka diharapkan line putus duluan. Nah, bayangkan apabila saya menggunakan line 40 lbs dengan joran 20 lbs, dengan cerita seperti diatas, maka kemungkinan joran patah akan sangat besar, karena line sangat jauh melampaui batas kekuatan joran. Semoga bahasa saya bisa dimengerti. Kemudian lanjut ke reel, sama dengan joran, reel juga mempunyai batas kekuatan line berapa yang boleh ‘masuk’ ke dalam reel tsb. Biasanya tertulis di sekitar spool. Reel juga bisa jebol apabila max drag (spool dikunci mati), sedangkan line jauh melebihi kekuatan reel. CMIIW. (Maaf senior, saya ga paham soal reel..hwehehehehe) Begitu juga dengan berat lure, jika di joran tertulis casting weight / lure weight hanya 7-21 grams misalnya, maka gunakan lah lure yang beratnya di kisaran tsb. Apabila lure terlalu ringan dr berat yg dianjurkan maka casting akan terasa lebih sulit (tidak bisa jauh dan aksi dr lure kurang maksimal), dan juga sebaliknya, bisa-bisa joran patah karena lure yang terlalu berat.
Oke, kita lanjut lagi. Setelah alat sudah memenuhi syarat Balance Tackle, maka proses selanjutnya adalah bagaimana menyatukan keseluruhan alat itu sehingga layak tempur di medan perang. Seperti yang sudah diketahui, mainline digulung ke reel..hehe.. Setelah tergulung dengan indah (usahakan serapat dan sepenuh mungkin, tp jangan melebihi bibir spool, karena pasti akan kusut nantinya), kemudian pasanglah reel ke joran. Tarik mainline melewati Ring Guide (kolong cincin pada joran), kemudian ikat mainline dengan leader dengan menggunakan Albright knot. Setelah semuanya terpasang dengan rapi, maka hal yg terakhir dilakukan adalah memasang lure ke leader. Hal ini masih jd perdebatan diantara saya dengan teman saya..hehe.. Teman saya bersikeras menggunakan Rapala Knot untuk menyambung leader ke lure. Sedangkan saya hanya ikatan biasa yang menggunakan peniti. Kekurangan menggunakan rapala knot adalah ketidakefisienan, karena setiap kita mengganti lure maka kita harus memotong dan kemudian menyambung lagi. Iya kalo cuma 4x ganti lure, kalo lebih dari 20x?? hehehehe.. Sedangkan jika menggunakan peniti maka akan sangat mudah untuk gonta ganti istri,eh, lure dengan sangat cepat. Tetapi, kekurangan dari penggunaan peniti adalah resiko jebol jika dihantam ikan besar. Sedangkan rapala knot lebih kuat dalam hal meladeni perlawanan ikan besar. Apalagi ditambah dengan aksi yang alami jika kita menggunakan rapala knot (karena lure tidak terbebani oleh peniti).
Sekarang kita lanjut ke tahap berikutnya, yaitu Akurasi Casting dan Teknik-Teknik Casting (serius nih, soalnya disadur langsung dari majalah Mancing, permisi dulu ama Om MR..hehe.. ) 1. Akurasi Casting Akurasi casting seringkali menjadi persoalan serius, khususnya saat casting di sungai, muara dan danau . Sebab kesalahan sedikit saja bias berakibat umpan/lure tersangkut ke berbagai macam penghalang yang banyak terdapat di hamper setiap sudut. Ragamnya bias macam2, baik batang pohon2 yang tumbang, akar2 yang menggantung, ranting yang hanyut, semak dan tumbuhan liar serta masih banyak lagi yang lainnya. Repotnya, akurasi casting berperan besar dalam menentukan apakah kita bakal mendapatkan strike atau tidak. Kita ketahui bahwa spesies sungai dan muara paling suka berlindung di tempat2 yang menurutnya aman, yang itu berarti tempat2 yang sulit untuk dijangkau. Satu2nya cara adalah meningkatkan akurasi casting dengan rajin berlatih. Latihan paling baik dilakukan di depan rumah ketika tidak ada angin. Gunakan joran anda lengkap dengan lure-nya dan taruh sebuah kaleng atau apapun sebagai titik sasaran sejauh 10 meter. Latihan yang dimaksud meliputi ketiga teknik casting yg paling sering digunakan.
2. Teknik-Teknik Casting
Ada 3 teknik casting yang biasa dipakai oleh castinger, yaitu
a) Overhand
Berguna untuk melempar ke suatu titik yg terhalang di kedua sisi. Mula2 tatap target lokasi dengan cermat . Posisikan joran parallel dengan tanah dan sikut berada persis di samping rusuk. Angkat joran lalu ayunkan joran kea rah posisi jam 10, namun pastikan anda hanya menggunakan pergelangan tangan untuk menghentakkan joran ke depan. Lepaskan jari yang menjepit tali pada saat ujung joran berada di sekitar posisi jam 11. Ulangi berkali-kali hingga arah lemparan anda semakin tepat dan umpan bisa jatuh masuk ke dalam kaleng.
b) Sidearm
Setelah menguasai teknik overhand, saatnya sekarang belajar teknik sidearm. Teknik casting menyamping ini berguna untuk melontar umpan ke satu titik yang berada di bawah naungan. Pegang joran parallel dengan tanah dan sikut tetap di samping rusuk. Jika anda tidak kidal, bawa dulou joran kea rah posisi jam 7, kini gerakkan pergelangan tangan ke depan kuat2 dan persis pada posisi jam 6 lepaskan jepitan jari ke tali. Ulangi lagi dan setelah semakin mahir gunakan ayunan joran untuk meningkatkan jarak lemparan dengan tetap menjaga akurasinya.
c) Underhand
Teknik ini berguna untuk melontar umpan ke titik yang terhalang oleh naungan dan juga di kedua sisi. Peganglah joran kira2 di sekitar pinggul. Posisikan joran paralel dengan tanah dan gantung umpan sekitar 15-20 cm dari ujung joran. Mulailah dengan menundukkan joran hingga mencapai sudut 45 derajat, lalu dengan gerakan yang berirama dan bertenaga, gunakan pergelangan tangan untuk menggambar sebuah setengah lingkaran imajiner dengan ujung joran. Lepaskan jepitan ke tali saat ujung joran mencapai horizon. Ulangi berkali2. Naikkan ujung joran saat umpan meluncur jika menginginkan jarak lemparan yang lebih jauh.
Nah, serius bener kan?? Hehe.. Jujur aja, latihan ini gak pernah saya terapin secara detail. Saya beranggapan gaya mancing orang akan ‘berevolusi’ dengan sendirinya. Style setiap angler pasti berbeda2. Tapi gak salah toh kalo dasar dari casting kita kuasai dulu?? ^^ Monggo dipraktekkin..hehe..
Oke, setelah casting sudah mahir, trus apalagi ya?? Oh ya, habis ngelempar ,tuh lure pasti masuk air kan?? Nah, berikutnya adalah teknik retrieve lure itu sendiri. Lanjuuuuuuuuutttttt..!!
Teknik Retrieve
Teknik retrieve (menggulung reel) adalah teknik pamungkas kita untuk memperdaya ikan agar mau memakan lure kita. Peran dari retrieve sangatlah besar, karena minturut pengalaman pribadi serta pengalaman kawan2 lain yang saya baca di Forum serta Artikel, beda ikan beda pula teknik retrieve kita. Sebagai contoh, Kakap Putih yang tergolong ikan pemalas, maka retrieve yang digunakan adalah slow retrieve. Namun beda dengan Mangrove Jack (Ungar, Fung Cho, Mangar dll), dia akan lebih ganas mengejar lure apabila kita menggunakan teknik fast retrieve. Tapi tentu saja hal ini tidak mutlak harus begitu adanya, semua tergantung kondisi dan situasi. CMIIW
Teknik retrieve yang umum digunakan yaitu, 1. Slow Retrieve Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat (bawa busur tiap kali pergi casting.. J/K), ujung joran bisa dibawah, bisa juga diatas. Tergantung kondisi dan selera. Kemudian setelah lure di-cast, retrieve dengan santai, konstan. Feeling sangat diperlukan, jangan terlalu cepat, tp jg jangan terlalu lambat. Perbanyaklah latihan.
2. Fast Retrieve
Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat. Ujung joran bisa dibawah, bisa juga diatas. Kemudian setelah lure di-cast, maka cepatlah menggulung reel. Tanpa henti dan konstan.
3. Reel in, stop and go
Teknik retrieve ini adalah kombinasi dari dua teknik yg telah disebutkan diatas. Keseluruhan posisi joran sama akan tetapi reel diputar, terkadang fast atau juga slow. Kemudian berhenti sejenak. Hentakkan joran secara halus (twitching), seakan2 lure yang kita pakai sedang dalam keadaan sekarat. Kemudian retrieve lagi. Begitu seterusnya. 4. Selanjutnya adalah teknik retrieve yang biasa digunakan ketika kita menggunakan mini popper, khususnya tipe chugger. Setelah lure sampai di air, tunggu sejenak agar lure seimbang. Kemudian gulung reel sampai tali mengencang, berhenti menggulung dan hentakkan joran dengan cepat dan bertenaga (tapi tetap santai lho.. ^^), kemudian gulung lagi, berhenti, dan hentakkan lagi. Begitu seterusnya. Semakin banyak gelembung air, maka semakin bagus dan ikan akan semakin marah!!
5. teknik WTD (Walk The Dog),
untuk yang penasaran kenapa dinamakan Walk The Dog, ada sedikit ilustrasi singkat..hehe.. (juga baru tau dr temen kemaren). Pernahkah anda melihat seekor anjing yang diajak jalan2 oleh Tuannya menggunakan tali pandu? Nah, seperti itulah gerakan lure (dalam hal ini biasanya pencil dan stickbait) yang di-retrieve dengan teknik WTD. Lure akan bergerak ke kiri dan ke kanan secara beraturan. Kira2 begitulah ilustrasinya (ngawur.com..hehe..)
Teknik ini sangat dibutuhkan konsentrasi, kalo saya yang mainin udah ganti namanya, jadi Walk The Crazy Dog. Jalannya udah ngawur kemana2 gak karuan..hehe.. So, konsentrasi, It’s A Must ..!! Emang agak nyebelin sih, tp kalo dah bisa, saya jamin anda bakal ngoleksi lure jenis pencil sebanyak2nya dan dalam waktu yang sesingkat2nya. Oke, lanjuuuuuttttt
Seperti biasa, Joran anda letakkan pada posisi 45 derajat. Dalam teknik WTD, joran wajib barada di bawah ( menyilang kaki anda ). Gunakan teknik slow retrieve yang sudah di jelaskan diatas. Ingat, putaran konstan. Jika sudah merasa stabil dalam hal putaran, sekarang twitch (kedut) secara halus tapi spontan. Jangan bertenaga tapi juga jangan terlalu lemas ( gunakan kekuatan pergelangan tangan ). So, intinya, teknik ini me-retrieve lure secara konstan sembari men-twitch ujung joran beraturan dan bukan sporadis. CMIIW.
Nah, lagi-lagi, kesimpulan dari ini semua adalah ketika praktek di lapangan bisa menjadi sangat berbeda. Variasi retrieve akan sangat dibutuhkan untuk memperdaya ikan, maka perbanyaklah teknik retrieve. Dan juga, siapa tahu anda akan menemukan teknik retrieve terbaru dan ampuh dalam memperdaya ikan. Tight Lines..!!
SELAMAT MENCOBA CASTING !!!
SEMOGA BERUNTUNG, STRIKE BERSAMA ANDA...!!!
sumber : fishingatjogja.blogspot.com