Berawal dari keinginan saya untuk membahagiakan sang kekasih di hari ulang tahunnya,terpikirlah sebuah keinginan untuk mengajaknya berlibur ke pulau Bali& Lombok.
Rencana demi rencana telah kami susun.Mulai dari perjalanan berangkat,tempat singgah,tujuan-tujuan wisata,sampe perjalanan pulang sudah kami rencanakan secara rapi.Seperti perjalanan yang sudah-sudah kami lakukan,perjalanan ala ‘back packer’ kali ini pun kami memilih menggunakan sarana transportasi yang murah meriah.Bukan masalah pelit biaya,tapi penghematan di transport,untuk lebih memaksimalkan anggaran saat di tempat wisata.Namun seiring berjalannya waktu,rencana pun berubah.Dari rencana awal yang hanya akan menggunakan jasa angkut kereta api,akhirnya berubah menggunakan pesawat.Tapi walaupun begitu tidaklah meninggalkan prinsip “back packer’ yg tetap ekonomis.Karena saat itu kebetulan saja pas browsing-browsing info tentang Bali,coba-coba lihat situs sebuah maskapai penerbangan ternyata pas ada tiket promo.Jadi tanpa berlama-lama kamipun langsung pesan tiket pesawat.
Akhirnya pada tanggal 16 April 2011 kami berangkat dari Yogyakarta ke Bali.Diawali dengan jalan kaki bersama dari rumah menuju selter bus Trans Jogja,naik bus menuju bandara Adi Sutcipto,&naik pesawat sampe ke bandara Ngurah Rai Bali.Dalam tiap perjalanan tak henti-hentinya kami warnai dengan canda tawa & acara foto-foto untuk membangun kenangan-kenangan indah berdua.
Sesampainya di bandara Ngurah Rai kami langsung disambut banyak sopir taxi yang menawarkan jasa untuk mengantar kami ke tujuan namun kami tolak.Sekali lagi bukan karena pelit,tapi kami ingin perjalanan ini lebih bermakna.
Akhirnya kami berjalan kaki menuju daerah Poppies lane,Kuta.Bukan tanpa pertimbangan,kami sudah mengumpulkan banyak info lewat internet tentang Bali,maka kami tahu kalau sebenarnya jarak antara bandara ke Kuta itu tidak terlalu jauh.Tidak seru rasanya kalau perjalanan itu terasa terlalu mulus tanpa kendala,setelah berjalan sekitar setengah jam ternyata kami salah arah.Badan sudah lelah,bekal minuman habis,tidak ada warung buka karena waktu sudah menunjukan pukul 23.00 waktu setempat.Akhirnya kami istirahat sejenak di sebuah masjid untuk sholat & sejenak merebahkan diri.Alhamdulillah di masjid disediakan air putih dalam galon,sehingga mampu menyembuhkan dahaga kami.Tidak berselang lama perjalanan kami lanjutkan dengan berbalik arah.Kami lewati lagi bandara Ngurah Rai yang sudah sepi dikarenakan penerbangan kami adalah penerbangan terakhir saat itu.Lapar,Haus,lelah,& ketidak pastian arah jalan bercampur jadi satu dalam diri kami.Namun bahagia & semangat petualanglah yang masih menguatkan kami untuk tetap melangkah melanjutkan perjalanan.Alhamdulillah,tidak begitu jauh dari bandara kami temukan seorang penjual nasi goreng yang hampir tutup.Alhamdulillah ke dua kali, nasi goreng pas masih dua porsi untuk kami.Namun kurang beruntung dalam hal minuman.Dalam kondisi dingin,kembung,penginnya sih minum yang anget-anget.Namun apa boleh buat yang di jual Cuma air mineral kemasan.Setelah perut kenyang terisi perjalanan kami lanjutkan.Sambil longak- longok layaknya orang tersesat di daerah yang belum pernah didatangi kami terus melangkahkan kaki.Niatnya sih sambil mencari tempat rental motor,namun dikarenakan hari sudah malam kebanyakan toko sudah tutup.
Sampailah kami di daerah yang cukup ramai.Decak kagum mulai tersirat di hati kami melihat begitu indah bangunan-bangunan bermotif budaya Hindu,begitu ramai cafe-cafe,restoran,kelap kelip lampu mercuri,& juga begitu banyaknya wisatawan asing yang berlalu lalang.Tidak sepi pula para sopir taxi yang terus saja menawarkan jasanya.Begitu jug para pemuda tanggung yang berlalu lalang dengan motor untuk menawarkan jasa ojek,seolah menggambarkan kehidupan ekonomi pariwisata di Bali yang tidak terhentikan meskipun ditengah malam.Setelah beberapa kali berhenti istirahat,berkali-kali bertanya,akhirnya sekitar pukul 01.30 kami sampai juga di jalan Legian.Wuahhhhhh....luar biasa....kata2 itulah yang keluar dari mulut kami ketika melihat keramaian jalan Legian saat itu.Disepanjang kiri kanan jalan banyak sekali cafe-cafe,night club,diskotik saling beradu sound system meramaikan malam.Cahaya lampu laser begitu gemerlap luar biasa terang & indahnya.Gemulai sexy dancer di masing-masing club,juga lalu lalang para bule mabuk di jalanan semakin membakar suasana malam itu.Kami terus saja berjalan melewati keramaian untuk mencari tempat peristirahatan.Hotel demi hotel kami datangi dan selalu penuh.Setelah begitu jauh menelusur gang Poppies 2,akhirnya kami menemukan hotel yang masih sisa 1kamar ber AC dengaan tarif 250ribu rupiah per malam.Melihat kondisi sang kekasih yang sudah loyo tak berdaya kelelahan akhirnya kami ambil kamar itu.Masuk kamar jam 02.00 langsung terkapar istirahat.Tidak begitu nyenyak rasanya tidur dalam keadaan lelah.Jam 05.00 kami sudah terbangun.Cuci muka,siapkan kamera,bawa dompet langsung jalan-jalan menuju pantai Kuta.
Luar biasa,pantai yang begitu indah dengan hamparan pasir yang luas tertata bersih di sebuah kawasan yang cukup ramai.Wisatawan lokal maupun asing sejak pagi mulai berdatangan memadati pantai.Ada yang sekedar duduk2 sambil ngobrol,lari pagi,ada juga yang sudah bersiap-siap dengan papan selancarnya.Tidak menyimpang dari prinsip “dunia wisata menyerap begitu banyak tenaga kerja & memberi peluang begitu banyak untuk dunia usaha” para penduduk sekitar pun begitu sibuknya memanfaatkan keramaian yang ada.Mulai dari berdagang gorengan,menyewakan papan selancar,sampai jasa pijet juga ada di pantai tersebut.
Salud buat warga Bali,sadar bahwa pantai memberi mereka banyak rejeki,kewajiban menjaga pantai untuk tetap bersih,tetap asri,& tetap menarik tidak pernah mereka abaikan.Terlihat dari para pedagang sebelum menggelar dagangannya beramai-ramai menyapu dulu.
Aturan yang tegas,kesadaran masyarakat yang tinggi & aparat yang bijaksana insya Alloh pasti akan menjadikan sebuah tempat wisata semakin berkembang baik.Bali sebagi percontohan,ayo daerah lain segera mengikuti.Negara kita tidak usah berpikir untuk menjadi negara industri yang penuh pabrik & merusak alam,dengan modal kaindahan alamnya cukuplah fokus untuk dunia pariwisata sebenarnya hidup kok perekonomian kita.Mari semua lewat peran serta masing-masing majukan dunia pariwisata Indonesia.
Begitu menjelang siang,kami langsung mencari tempat sewa motor.Setelah muter-muter akhirnya kami dapat motor type matic dengan harga 120ribu rupiah per dua hari.Karena merasa hotel awal terlalu mahal,kami putuskan untuk mencari hotel pengganti yang lebih murah.Dapat juga hotel dengan tarif 125ribu rupiah per malam,kami sewa untuk dua malam.Bagi kawan-kawan back packer yang ingin mencari kamar murah,pokoknya jangan segan untuk membanding-bandingkan dulu.Kalau perlu jangan malu untuk menawar.
Setelah barang-barang kami pindah ke kamar yang baru,kami langsung menyusun rencana untuk mencari rute kunjungan-kunjungan ke tempat-tempat wisata.Tujuan awal monumen Bom Bali.Disana tertulis korban-korban meninggal dari peristiwa bom Bali 1.Membaca nama-nama korban membuat hati saya tersentuh,serasa mengutuk manusia tak ber jiwa manusia yang tega melakukan hal sekeji itu terhadap sesamanya.Itu baru yang meninggal,belum yang luka,cacat seumur hidup,luka kehilangan orang tercinta,kehilangan pekerjaan,juga dampak ekonomi bagi warga sekitar maupun negara pada umumnya.
Tujuan selanjutnya adalah Tanjung Benoa,lokasi sport fishing yang selama ini hanya mampu saya saksikan di layar televisi keindahannya.Sekali lagi,luar biasa.......pemandangan alam yang sangat indah dari awal perjalanan hingga ke lokasi mancing tak henti membuat saya takjub.
Meskipun acara mancing nya kurang berhasil baik,karena tidak begitu banyak ikan yang didapat,namun sensasi yang saya rasakan benar-benar luar biasa.Selain mancing,ternyata banyak ragam permainan air yang ditawarkan di Tanjung Benoa ini.Mulai dari Flying fish,diving,snorkling,jetski,sampai parasailing ada di sana.Untuk masalah tarif,kembali lagi saya sampaikan pada kawan semua jangan segan untuk menawar pokoknya.
Puas di Tanjung Benoa kami langsung menuju pantai Dream land.Pantai pasir putih yang indah berbingkai kan batu karang terjal menjadikan pesona Dream Land selalu memikat hati wisatawan.Tidak hanya dimanjakan oleh pemandangan nan indah menawan,namun para wisatawan pun bisa menyalurkan hobby selancarnya di pantai berombak cukup besar ini.Bagi wisatawan yang baru pertama kali berkunjung & mungkin belum membawa papan selancar jangan khawatir,Banyak warga sekitar yang menyewakan papan selancar berbagai type di seputaran pantai dengan harga yang cukup terjangkau.
e
Hari sudah menjelang sore,dari pantai Dream Land kami bertolak menuju pantai Jimbaran.Tidak kalah ramainya dengan pantai Kuta maupun Dream Land,pantai Jimbaran waktu itu pun dipadati wisatawan.Mungkin dikarenakan hari itu hari Minggu jadi banyak wisatawan lokal yang sengaja berwisata bersama keluarga ke pantai Jimbaran.Niat hati ingin mencari spot mancing karangan,namun apa daya ketemunya malah pantai-pantai berpasir landai.
Karena tak tau haluan lokasi mancing,kami pun ngobrol-ngobrol dengan pedagang minuman yang kebetulan mania mancing juga.Kami diarahkan ke sebuah pantai yang lokasinya tidak jauh dari Jimbaran.Lokasi pantainya memang menjanjikan banget untuk mancing karangan,namun sayang ombak yang sangat besar & waktu yang sudah menjelang maghrib menyurutkan niat saya untuk mancing.Bukan karena tidak pengen ‘uncal’,tapi lebih memikirkan faktor keselamatan saja.Akhirnya di sana Cuma menikmati sunset sembari melihat pemandangan yang sangat menakjubkan.Banyak juga pasangan muda yang memanfaatkan keindahan alam untuk melakukan pemotretan pre-weding di pantai itu.
Hari sudah gelap akhirnya kami putuskan untuk mengakhiri perjalanan hari ini &kembali menuju ke hotel.
Malam itu kami agendanya berburu makanan khas Bali.Oh iya,bagi back packer yang beragama muslim,untuk mencari makanan di seputaran Kuta jangan malu untuk bertanya dulu.Dikarenakan di sana banyak sekali warung-warung makan yang menyajikan daging babi.Untuk malam itu kami makan malam dengan “nasi hot” khas Bali.Dilihat dari namanya dah kebayang kan bagaimana rasanya itu makanan.Menunya sih menurut saya biasa-biasa saja seperti terik daging,gorengan kulit ayam,kering teri,kering tempe,semur ayam,oseng ati ampela,sayur manisa,sayur kacang panjang & rica-rica ayam.Namun yang membedakan adalah rasanya yang super pedas luar biasa.
Kalo di Yogyakarta,belum ada orang yang mampu mengalahkan saya dalam urusan makanan pedas.Gorengan tahu 1 dihabiskan dengan lombok rawit super pedas 10-15 biji itu biasa.Tapi di warung nasi hot,saya benar-benar merasa dikalahkan oleh hidangannya.Mulut benar-benar terasa terbakar,lidah berasa sampai mati rasa,tenggorokan berasa menelan bara api saking pedasnya.Dan jangan kaget jika kepedasan makanan bertambah dahsyat setelah tau harga yang harus dibayarkan untuk seporsi nasi hot tersebut.Di Yogyakarta mungkin makanan seperti yang saya makan mahal-mahalnya 10ribu rupiah itu sudah kelewatan banget mahalnya,namun di Bali bisa mencapai 24ribu rupiah.Untuk warung kelas kaki lima di trotoar pinggir jalan,bagi saya itu sudah sungguh ter..la..lu.. mahal.Tapi tidak apa lah,bagi saya pengalamannya yang mahal,bukan makanannya.
Beda dengan menu malam,pada pagi harinya kami hanya makan di warung sate Madura dekat dengan hotel tempat kami menginap.Meskipun warung kecil,tapi ramainya minta ampun.Suasana warga muslim yang minoritas begitu kental terasa di warung sate madura ini.Mungkin di karenakan cukup susah mencari makanan “hallal”,jadi banyak warga muslim berkumpul untuk makan di warung ini.
Setelah perut kenyang,kami pun melanjutkan berwisata dihari kedua di Bali.Tujuan pertama adalah Tanah Lot.Obyek wisata yang selalu menjadi icon Bali ini ternyata cukup jauh kami tempuh dengan sepada motor dari Kuta.Disepanjang jalan kami melihat-lihat Pura & warga Bali yang begitu nampak religius memberi persembahan.Jalanan yang masih nampak asri dengan pohon-pohon besar menghias di pinggiran jalan membuat panas siang itu tetap berasa sejuk bagi pengguna kendaraan yang melintas.Satwa-satwa liar seperti burung,tupai,bahkan monyet masih banyak sekali berkeliaran di pohon-pohon.Sungguh keselarasan alam yang benar-benar terjaga dengan baik.Disatu sisi kota yang maju dengan daerah wisatanya,disisi lain masih menjaga kelestarian alam & juga adat istiadat yang kental dengan nuansa religius.
Sudah merasa cukup puas kami berfoto-foto di Tanah Lot,perjalanan kami lanjutkan ke daerah Bedugul.Awalnya kami berpikir Bedugul adalah tempat wisata dengan Pura yang ada di tengah danau seperti kebanyakan kami lihat di gambar-gambar,juga kartu pos.Namun ternyata salah persepsi.Bedugul hanyalah danau yang menyajikan wisata air bagi para pengunjungnya.Ada jetski,prahu sampan,juga pancingan yang bisa disewa oleh para pengunjung.
Setelah bertanya-tanya kepada para pedagang sekitar,ternyata wisata yang kami maksud adalah Pura Ulun Danu.Jaraknya masih sekitar dua kilometer dari Bedugul.Diiringi rintik-rintik hujan di sore hari kamipun beranjak menuju Pura Ulun Danu.Pas sampe disana hujan lagi deras-derasnya,jadi kami hanya bisa berteduh di sebuah aula bersama wisatawan-wisatawan yang lain.Begitu hujan reda kamipun langsung berfoto-foto sembari melihat-lihat pemandangan Pura di tengah danau Bedugul.Subhanalloh,indah sekali pas saat itu ada dua pelangi memayungi Pura Ulun Danu setelah hujan.Sambil menutup-nutupi kamera takut kena air gerimis,kami pun tak ingin melewatkan momment indah ini tanpa jepretan kamera.
Hari menjelang malam,kami pun bertolak menuju hotel untuk kembali beristirahat.Suasana yang kondusif,pemandangan yang indah,keamanan yang terjamin,seolah rasanya dua hari tiga malam di Bali belum cukup untuk memuaskan kami berwisata,namun apa boleh buat jadwal perjalanan sudah membatasi kami untuk menuju lokasi selanjutnya yaitu pulau Lombok.
Perjalanan ke Lombok kami awali dengan naik angkot dua kali menuju ke terminal Ubung.Terminal yang sangat ramai & padat akan kendaraan ini saya rasa begitu semrawut kurang tertata rapi.Meskipun di depannya ada pos polisi,namun ulah para kernet & calo penumpang tetap saja meresahkan pengunjung.Tiap-tiap pengunjung yang datang berboncengan dengan sepeda motor menuju ke terminal langsung dikejar-kejar sekitaran 3 sampai 7 orang makelar penumpang.Ditarik2 lengannya,sambil ditanya tujuannya mau kemana dalam kondisi motor masih melaju.Begitu juga dengan yang naik angkot,angkot belum berhenti sudah dikejar-kejar layaknya copet & ditanyain mau kemana.Ada juga yang sudah ngambil tas mau dibawa keluar.Dengan kondisi berdesakan,mungkin kalau orang sekitar sudah paham,tapi kalau pendatang seperti saya jelas saja bikin emosi.Kami tahu mereka mencari nafkah,tapi alangkah lebih baiknya kalau ber etika menggunakan kesopanan perilaku & tutur kata.Toh para pengunjung tidak dikejar-kejarpun pasti butuh jasa mereka kok untuk mengantar ke dalam angkutan yang diinginkan.
Akhirnya kami masuk ke sebuah angkutan kota yang akan membawa kami ke belabuhan Padang Bay.Sambil menunggu angkot berjalan kami berkenalan dengan beberapa orang yang kebetulan berada dalam satu angkot.Diantaranya adalah sepasang laki-laki perempuan yang pertama saya kira suami istri,ternyata adalah orang Lombok yang ber tetangga & sama-sama bekerja di Medan.Setelah cerita panjang lebar,ternyata dia baru saja tertipu oleh makelar penumpang.Biaya yang seharusnya dibayar sudah mencakup semua ongkos perjalanan,ternyata begitu nyambung ganti angkutan masih ditarik biaya lagi.Ada juga dua orang dari Jepara yang ingin bekerja di Bali daerah Singaraja,malah di masukkan ke angkot jurusan Padang Bay.Akhirnya di turunin di jalan oleh sopirnya.
Parah sekali ulah makelar-makelar penumpang di terminal Ubung.Sobat back packer pokoknya harus hati-hati kalau di terminal Ubung.Jangan sampai lemah ngikuti ajakan makelar-makelar tak bertanggung jawab.Harus berani menolak,& untuk amannya tanyakan pada petugas LLAJ yang ada di pos terminal untuk mencari angkutan yang tepat.Sesampai di pelabuhan Padang Bay,kebetulan kapal penyeberangan sudah siap berangkat.Kami pun bergegas membeli tiket & langsung menuju ke kapal.Sementara kapal berjalan,saya tak mau tinggal diam duduk selama kurang lebih 5 jam di kapal.Saya ambil gulungan senar,saya coba untuk mancing ‘hand lane’ dari buritan kapal.Dengan umpan cumi buatan berharap disambar ikan tuna monster.Senar saya ikatkan di ujung deck buritan kapal & saya tinggal.
Melihat joran di tas barang bawaan saya,seorang supir truk menghampiri saya & mengajak ngobrol berbagi pengalaman mancing.Ternyata dia orang Lombok yang hobby mancing juga.Sayang sungguh sayang,saya tidak berinisiatif menanyakan alamatnya di Lombok,sehingga saya tak punya petunjuk jalan untuk mancing di sana.
Akhirnya 5 jam di kapal pun berakhir,kami sampai di pelabuhan Lembar Lombok pada pukul 17.30 waktu setempat.Sebenarnya kami ingin langsung ke Gili Trawangan,tapi tidak tau harus kemana & naek apa.Beruntung kenalan kami di angkot tadi menawari kami untuk ikut di mobil jemputannya sampe daerah Suite.sepanjang jalan kami ngobrol-ngobrol & diberi panduan jalan-jalan mana yang harus kami lalui jika ingin ke Gili Trawangan.
Subhanalloh,benar-benar keramahan lokal yang begitu berasa nyata kami temukan.Tempat asing tanpa kenal siapa-siapa,tanpa tahu bahasa yang mereka gunakan,hanya modal keakrabpan & berbaik sangka pada semua orang alhamdulillah kami berkali-kali ditolong oleh orang.
Begitu sampe Suite,kami mohon diri untuk turun & sangat berterima kasih pada mereka yang sangat berbaik hati mau memberi tumpangan kepada kami selama kurang lebih satu setengah jam perjalanan.Walaupun begitu,para sesepuhnya malah mengajak kami untuk singgah di rumahnya dikarenakan ada family mereka yang mau nikahan.Dengan berat hati karena keterbatasan waktu,akhirnya kamipun tetap melanjutkan perjalanan ke Gili Trawangan.Dari Suite kami dicarikan taxi untuk menuju ke tempat penyeberangan Bangsal.
Ternyata dari Suite masih jauh banget perjalananya.Alhamdulillah kami dapat sopir taxi yang muslim & jujur banget.Dia menjelaskan & memilih jalan terdekat menuju Bangsal yaitu lewat Gunung Sari.Masya Alloh...jalananya berliku-liku naek turun terjal banget juga gelap.Sepanjang jalan kami terus berdoa untuk keselamatan kami.Kami sampai di Bangsal sekitar pukul 21.00 waktu setempat.Penyeberangan yang ada tinggal system carter.Untuk sekali seberang kami diminta tarif 300ribu rupiah.Sejenak saya berpikir untuk memutuskan menyeberang malam itu atau menunggu penyeberangan umum di pagi hari.Dengan mempertimbangkan keselamatan,akhirnya saya putuskan untuk menginap semalam di Bangsal untuk menunggu penyeberangan yang pagi hari.Sopir taxi yang masih setia menemani mengantarkan kami ke hotel terdekat untuk beristirahat pada malam itu.Akhirnya pagi haripun kami menyeberang ke Gili trawangan dengan penyeberangan umum dengan tarif 10 ribu rupiah per orang.
Setelah 40menit berdesak-desakan di kapal motor tempel,akhirnya kami sampai di Gili Trawangan.
Pulau kecil yang dikelilingi pantai pasir putih terasa begitu indah dengan penataan bangunan yang rapi berjajar di sepanjang jalanan pantai.Nuansa pulau yang ramai dipadati wisatawan asing ini begitu terasa alami tanpa kebisingan kendaraan bermotor yang melintas.Sarana transportasi yang disediakan hanyalah sepeda & cidomo(gerobak yaang ditarik kuda).
Melihat sebuah dermaga kecil rasaku langsung ingin mendatanginya.Luar biasa,laut yang begitu biru bening terlihat batuan koral di dalamnya berhias ikan-ikan berwarna warni sangat indah menarik kekagumanku.Tanpa berpikir panjang langsung ku ambil peralatan pancingku untuk merasakan sensasi tarikan ikan di Gili Trawangan ini.Wuih...mantab...langsung strike.....
Acara kami lanjutkan dengan berjalan-jalan mengitari pulau sambil mencari hotel untuk tempat kami bermalam.
Ternyata harga kamar di Gili lebih murah dibandingkan di Bali ataupun di Lombok.Kami dapat kamar yang cukup bagus hanya dengan harga 100 ribu per malam.Setelah dapat kamar saatnya kami mencari makan.Ada sebuah warung makan seperti warteg yang menawarkan makanan tidak jauh beda daripada warung di Yogyakarta pada umumnya.Tidak hanya orang Indonesia,bule-bule pun ramai jajan nasi sayur di warung ini.Untuk masalah harga cukup murah untuk kategori di daerah wisata seperti ini,Cuma 10 ribu rupiah per porsi untuk nasi sayur lauk ayam goreng.
Beda siang beda juga malam,pantai yang siangnya terasa panas,malamnya berubah menjadi sangat romantis dengan berbagai acara yang dibuat oleh masing-masing restoran & hotel.Ada yang memutar film pakai layar proyektor,ada yang bikin pesta kebun,bebakaran,ada pula yang bikin acara makan malam bercahayakan obor dengan hiburan live music yang sangat romantis.Menyesuaikan tema perjalanan kami,akhirnya kami makan malam di tempat yang paling romantis.Dengan menu Ikan bakar,makan berdua di tepian pantai di bayang-bayangi pohon cemara yang diterpa cahaya rembulan & diiringi alunan syahdu lagu-lagu berbahasa Spanyol sangat mengena begitu dalam menyentuh relung hati saya.Tidak begitu paham artinya tidak apalah asal syairnya enak didengar.
Setelah makan malam kami berjalan-jalan mengitari pantai sambil memikirkan agenda apa untuk besok pagi.Akhirnya kami menemukan agen wisata yang menawarkan berbagai macam wisata air &kamipun mendaftar untuk paket snorkling.
Pada pagi harinya kami langsung bergegas ke tempat yang ditunjuk untuk pemberangkatan snorkling.Sambil menunggu peserta lainnya,kami ngobrol-ngobrol di bawah pohon di tepian pantai.Pandangan kami terarah pada seorang wanita bule usia sekitar 50 tahunan yang dari tadi ngobrol sama guide tour dengan fasihnya menggunakan bahasa Indonesia.Setelah kami ikut gabung dalam obrolan,akhirnya kamipun saling berkenalan.Mrs.Lina kami memanggilnya.Seorang konsultan dari Amerika yang sudah tinggal di Yogyakarta selama 20 tahunan penghobby travelling juga.Dia datang dari Yogyakarta ke Lombok bersama seorang gadis bernama Puspa.Selama perjalanan di “Glass buttom boat” menuju spot snorkling kami ngobrol-ngobrol banyak berbagi pengalaman perjalanan kami.Kebetulan juga dalam kapal itu yang bisa bahasa indonesia Cuma kami berempat,dan juga tiga orang pemandu nya.Sedangkan peserta yang lain adalah bule-bule dari berbagai negara yang kami kurang bisa begitu mengenalnya satu-persatu.
Setelah sampai spot pertama,para peserta langsung bertaburan masuk ke air untuk ber snorkling.Luar biasa....pemandangan bawah laut Gili Trawangan ternyata sangat indah dengan air laut yg biru,koral-koral & terumbu karang yang masih bagus,serta ikan-ikan yang begitu beraneka ragam berwarna-warni membuat kami seolah-olah melayang di Surga keindahan.Sayang sekali saya tidak membawa kamera bawah air,jadi tidak mampu membagi keindahan yang kami saksikan kepada sobat petualang semua.
Setelah sekitar 15 menit kami dilepas ber snorkling,kapal menghampiri kami satu-persatu untuk pindah ke spot selanjutnya di dekat Gili Meno.Di spot yang ke dua ini kami dipandu oleh guide untuk melihat tempat-tempat koral yang indah.Kami sangat takjub dengan keindahan hayati dasar lautnya,terlebih saat melihat seekor penyu besar melintas diantara kami.setelah cukup lama ber snorkling mengikuti arus air laut,lapar pun mulai mendera perut kami.Pada acara break,kami di bawa ke sebuah rumah makan pantai di Gili Air.Berbagai menu makanan & minuman disediakan di sana.
Beristirahat sekitar satu jam membuat kami kembali siap melanjutkan perjalanan untuk snorkling di spot ketiga,lokasi yang dibilang paling indah oleh para guide kami.Pada kali ini para guide membawa remah-remah roti untuk mengundang ikan berkumpul di area kami bersnorkling.Walhasil sangat luar biasa.....jumlah ikan tak terhitung berbagi jenis & berwarna warni berhamburan menyerbu remah-remah roti yg ditaburkan.
Subhanalloh...luar biasa ternyata banyak sekali keindahan alam Indonesia yang mungkin belum diketahui oleh rakyatnya sendiri.Begitu banyak orang asing berbondong-bondong dari berbagai negara untuk menikmati keindahan alam Indonesia,tapi sungguh ironis rasanya orang Indonesia sendiri justru tak banyak yang tau begitu indahnya negeri ini & bahkan hanya untuk keuntungan pribadi yang tak seberapa justru tega merusaknya.
Pada malam terakhir di Gili Trawangan kami habiskan waktu untuk berjalan-jalan & menikmati cocktail bersama dua teman baru kami.Cafe yang sangat nyaman di tepi pantai dengan alunan musik slow rock sangat cocok untuk tempat ngobrol-ngobrol berbagi pengalaman.Mrs.Lina menceritakan pengalamannya waktu berkunjung menikmati keindahan alam Indonesia Timur(pelabuhan bajo,timor,alor & bunaken),sedangkan Puspa menceritakan betapa romantisnya kepulauan Derawan di Kalimantan.Tidak lepas dari bahasan,kepulauan Raja Ampat Irian juga kami bicarakan.Begitu juga dengan danau Toba & pulau Samosir di Sumatra yang membuat kami tak sabar untuk mengunjunginya.
Mengetahui begitu banyak tempat indah di negeri ini yang belum kami datangi,rasanya jiwa petualang kami jadi membara.Kapan bisa kesana....kapan bisa menikmati keindahannya....itulah pertanyaan yang selalu ada dalam hati saya.Karena tempat yang indah,pengalaman yg indah,& kenangan yang tak terlupakan memang harus di konsekuensikan dengan kemampuan biaya yang mencukupi.
Tidak terlalu larut malam kami kembali ke hotel masing-masing karena saya harus kembali pulang ke Yogyakarta di pagi harinya.Namun berbeda dengan Puspa & Mrs,Lina karena mereka masih punya 1 hari di Gili Trawangan.
Bangun pagi hari rasanya berat & males banget untuk segera pulang meninggalkan pulau kecil nan eksotik ini.Namun apa daya jadwal juga lah yang sudah membatasi kami.Diawali dengan nyebrang ke Lombok(Bangsal) 40menit dengan menggunakan prahu mesin tempel.Dari Bangsal kami carter mobil ke pelabuhan Lembar hampir 2 jam perjalanan.Dari Lembar kami naek kapal penyebrangan ke Padang Bay hampir 5 jam.
Begitu sampai Padang Bay ke terminal Ubung sekitar 3jam dengan angkot plat hitam.Oiya,saran bagi back packer yang nyari angkot dari Padang Bay menuju ubung untuk hati-hati.Disamping berani nawar ongkos,juga harus siap mental ngadepin calo yang mulai menjurus ke premanisme.Pengalaman saya kemarin karena waktu mepet menjelang sore sampe di Padang Bay,akhirnya clingak-clinguk nyari angkutan.Karena tidak tahu dimana pos angkutan,kami nunggu di depan sebuah bank sembari ngambil duit di ATM.Kami di datangi pemuda sangar bertatto,rambut gondrong,& berpakaian norak.Awalnya sih baek nanyain ATM nya trauble atau tidak,terus nunjukin ATM selanjutnya kalo misalnya di situ rusak bisa ngambil di ATM selanjutnya.Setelah percakapan itu kami pergi bermaksud nyari angkutan di tempat lain dikarenakan tempat itu sepi tidak ada mobil yang mangkal di situ.Tidak jauh kami berjalan ,ada sebuah mobil melintas dan berhenti di tempat kami nunggu tadi.Sopirnya turun terus menawari kami tumpangan untuk ke Ubung,lha tau-tau pemuda bertatto tadi ikut nimbrung & malah marah-marah.Katanya kami dibilangin ngeyel dicariin mobil malah pergi.Berhubung badan lelah,berasa tidak membuat perjanjian atau statement macam itu spontan saja saya balas maki-makiannya.Dalam pikiran saya saat itu andaikan terpaksa harus berantem sama preman juga oke lah.Karena saya dalam posisi benar.Lagi pula tidak jauh dari tempat saya ribut juga ada pos penjagaan & pemeriksaan polisi.Namun semua intinya juga cuma masalah nyari makan saja.Begitu saya bayar itu mobil dia juga langsung pergi begitu saja.
Kami sampai di terminal Ubung menjelang maghrib.Istirahat sebentar sambil makan bakso buat menghangatkan badan,terus lanjut naik bus menuju Gili Manuk.Masya Alloh.....bus menuju Gili Manuk itu berhenti berkali-kali nunggu penumpang di tiap posnya lama banget.Hampir 2 jam an kami kering di dalam bus(duduknya kebetulan juga di belakang sopir,atas mesin).Setelah jalan melintasi jalanan yang berkelok-kelok lewat jurang-jurang tiba-tiba jalanan macet & bus pun terhenti.Selama 1 jam an jalan merayap pelan-pelan ternyata ada kecelakaan bus masuk jurang.
Kami sampai di pelabuhan Gili Manuk sekitar pukul 23.00.Tidak buang-buang waktu kami langsung membeli tiket kapal penyeberangan yang kebetulan hampir berangkat.Hanya dalam waktu kurang lebih 30 menit kami sudah sampai di pelabuhan Ketapang Banyuwangi.Dari pelabuhan kami naik becak ke stasiun kereta api yang letaknya Cuma sekitar 200meter dari pelabuhan.Sesampainya di stasiun kami di beri tau kereta ekonomi jurusan Yogyakarta berangkat besok pagi sekitar pukul 07.00.Mau nyari penginapan badan sudah terlalu loyo,akhirnya kami ditawari tikar & kardus bekas oleh petugas OB stasiun untuk alas tidur.Ya...akhirnya tidur juga di stasiun rame-rame bersama calon penumpang yang lain.
Melihat sang kekasih pules banget karena kecapean rasanya jadi kasian diajak tidur di stasiun.Kalo saya sendiri sih sudah biasa.Jangankan di stasiun yang teduh,waktu masih rajin-rajinnya berangkat mancing tidur di bawah pohon pinggir sungai malam-malam,hujan-hujan itu pun tetap saya jalani hanya untuk nunggu joran pancing bergerak tanda umpan di makan ikan lho.He.he.he.kalo yang tidak senang mungkin mengatakan bodoh,tapi bagi saya itulah kenikmatan berpetualang.
Akhirnya kaki nya yang mulai menekuk tanda kedinginan saya selimuti dengan jaket yang saya pakai,tas yang berisi pakaian saya bentuk sedemikian rupa sehingga bisa untuk bantal.Sementara saya sendiri Cuma bisa tidur ala ayam.Merem-merem dikit tapi tetep sadar & waspada memantau barang-barang bawaan sambil nyengkerut kedinginan juga.
Pagi haripun tiba.Tikar kami lipat,trus kami ngopi-ngopi untuk menghangatkan badan.E...ga taunya OB nya nyari-nyari saya minta uang sewa tikar.Hehehehe ada-ada aja kejadian-kejadian yang bikin ketawa membuat perjalanan ini semakin berkesan.Akhirnya tiket kereta sudah didapat,& keretapun langsung berangkat menuju Yogyakarta.
Kota demi kota kami lewati.Pemandangan alam yang mampu kami lihat dari jendela kereta menjadi hiburan tersendiri beriring dengan alunan lagu-lagu pengamen jalanan yang super brisik diikuti dengan suara kereta.Begitu ramainya banyak orang ikut mencari nafkah dari kereta ekonomi ini.Dari pengamen,pedagang asongan berbagai macam dagangan,tukang sapu gerbong,sampai dengan pengemis berlalu lalang pindah dari satu gerbong ke gerbong yang lain.Setelah sekian lama di kereta akhirnya penumpang maupun pedagangpun semakin sepi.Tidak berasa ternyata sudah sampai Solo.Penumpang dikumpulkan menjadi dua gerbong saja oleh petugas KAI.Ahirnya pada malam Minggu pukul 22.00 WIB kami sampai di stasiun Lempuyangan Yogyakarta.Kami pulang sampai kerumah dengan jasa taxi.Sesampainya di rumah langsung terkapar,tidur pules tanpa bermimpi sedikitpun.
Itulah kisah perjalanan kami dari Yogyakarta ke Bali & Lombok yang penuh kenangan indah & tak akan pernah terlupakan.Semoga menjadi inspirasi bagi para back packer maupun para pecinta petualangan.Tidak hanya untuk mengunjungi,tapi mari bersama-sama lewat peran serta masing-masing sesuai bidangnya untuk terus melestarikan alam,budaya,& memajukan dunia pariwisata Indonesia.
Ucapan terimakasih kepada team kreatif DJARUM SUPER yang telah membuat iklan DJARUM SUPER ber latarkan Bali & Lombok dengan iringan soudtrack yang mendayu-dayu seolah terus mengingatkan saya akan kenangan-kenangan indah di sana.Jujur saja setelah pulang dari Bali,pertama saya menyaksikan iklan DJARUM SUPER bisa nangis terharu teringat moment-moment saat menghabiskan waktu dengan pemandangan terindah & orang terkasih.Wassalam.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar